Info Sekolah
Minggu, 06 Okt 2024
  • Tema Mading dapat menampilkan informasi dalam text berjalan

Hikmah Puasa

Selasa, 2 April 2024 Oleh : oprmtsn1kh

Penulis : Thauliyah, S.Pd.I

Guru Mapel Fiqih

“Tingkatan Puasa Ramadhan”


Puasa Ramadhan adalah praktik ibadah yang dilakukan oleh umat Islam selama bulan Ramadhan, bulan kesembilan dalam kalender Islam. Puasa Ramadhan adalah salah satu dari lima rukun Islam dan dianggap sebagai kewajiban bagi umat Muslim yang telah mencapai usia pubertas, kecuali bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang dalam perjalanan panjang.


Puasa Ramadhan dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari setiap hari selama bulan Ramadhan. Selama periode ini, umat Muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, perilaku tidak baik, serta melakukan ibadah dengan lebih intens. Puasa Ramadhan memiliki banyak tujuan, diantaranya adalah untuk meningkatkan kesadaran spiritual, belas kasihan, dan belas kasihan terhadap orang-orang yang kurang beruntung, serta meningkatkan kontrol diri dan ketekunan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Puasa Ramadan juga memiliki nilai-nilai sosial yang penting. Selama bulan ini, umat Muslim sering berkumpul untuk berbuka puasa bersama (iftar) dan melakukan salat tarawih bersama di masjid. Ini menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara komunitas Muslim, serta memberikan kesempatan untuk berbagi, belajar, dan mempererat hubungan sesama umat Muslim.


Secara keseluruhan, puasa Ramadan adalah waktu yang sangat penting bagi umat Islam, di mana mereka berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan keimanan dan kesalehan, serta memperbaiki hubungan dengan sesama manusia.


Selanjutnya puasa mempunyai tiga tingkatan,yaitu :
1. Puasanya orang awam, ialah menahan perut dan kemaluan dari menuruti nafsu syahwat;
2. Puasanya orang khawash (istimewa), yaitu puasana para shalihin yaitu menahan semua alat dirinya dari perbuatan dosa. Puasa itu akan bisa sempurna dengan membiasakan lima perkara yaitu : 1) memejamkan mata dari segala sesuatu yang tercela menurut syara’ (agama)
2) Menjaga lisan dari mengghibah (membicarakan persoalan orang lain yang tidak disukai oleh orang itu), dari berkata dusta, adu domba dan dari sumpah palsu
Diriwayatkan oleh Anas dari Nabi SAW :

خَمْسَةُ اَشْيَاءَ تُحْبِطُ الصَّوْمَ اَىْ تُبْطِلُ ثَوَابَهُ اَلْكَذِبُ وَالْغِيْبَةُ وَالنَّمِيْمَةُ وَالْيَمِيْنُالْغَمُوْسُ وَ النَّظَرُ بِشَهْوَةٍ

Artinya : “ Lima perkara yang menghapuskan puasa artinya menghapuskan pahalanya yaitu : dusta, mengghibah adu domba, sumpah palsu dan melihat dengan nafsu syahwat”
3) Menahan telinga dari mendengarkan sesuatu yang dibenci,
4) Menahan semua anggota badan dari semua yang dibenci, menahan perut dari makanan syubhat (yang diragukan kemurnian halalnya) diwaktu berbuka; karena tidak ada gunanya kalau berpuasa meninggalkan makan yang halal kemudian berbuka dengan makanan yang haram, maka ibaratnya orang yang mendirikan istana serta merta menghancurkan kotanya.
5) Hendaknya orang yang berpuasa tidak terlalu banyak makan sampai penuh perutnya diwaktu berbuka, meskipun makanan itu halal.

  1. Puasanya orang khawaashil khawaashi( teristimewa), ialah menahan hati dari kemauan yang rendah dan dari pemikiran terhadap duniawi, dan menahannya juga pemikiran kepada selain Allah dengan secara keseluruhan. Apabila orang teristimewa ini berpuasa kemudian berfikir kepada selain Allah maka batallah puasanya, dan ini adalah martabat para Nabi dan para Shiddiiqiina. Dan hakikatnya kedudukan ini adalah menghadap kepada Allah dengan secara keseluruhan dan berpaling dari selain Allah.
    Semoga kita semua dalam puasa ramadhan tahun ini bisa meraih salah satu dari tingkatan di atas dengan sempurna aamiin yaa rabbal’alaamin.,,, semoga bermanfaat.

Tulisan Lainnya

Oleh : oprmtsn1kh

Puncak Ramadhan 1445 Hijriah